Shell Terapkan Etanol dalam BBM: Inovasi Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Shell Terapkan Etanol: Inovasi BBM Ramah Lingkungan 2025

kendaraan mengisi bbm etanol di spbu shell tahun 2025.

Ditlie.com – Shell meluncurkan inovasi bahan bakar berbasis etanol untuk kurangi emisi karbon. Simak manfaat, tantangan, dan dampaknya bagi lingkungan & konsumen.

Dunia tengah menghadapi tantangan besar dalam menurunkan emisi karbon. Salah satu langkah nyata datang dari perusahaan energi global Shell, yang kini mulai menerapkan etanol sebagai campuran dalam bahan bakar minyak (BBM). Inovasi ini diharapkan mampu menghadirkan solusi energi lebih ramah lingkungan, sekaligus mendukung transisi menuju ekonomi hijau.

Apa Itu Etanol dalam BBM?

Etanol adalah alkohol hasil fermentasi tanaman seperti tebu, jagung, atau singkong. Dalam konteks bahan bakar, etanol dicampur dengan bensin dalam kadar tertentu, misalnya:

  • E5: 5% etanol + 95% bensin.
  • E10: 10% etanol + 90% bensin.
  • E20/E85: campuran etanol lebih tinggi, biasanya untuk kendaraan khusus.
Baca Juga :  Film Terbaru 2025: Deretan Rilis Layar Lebar yang Paling Dinantikan Penonton

Dengan penerapan etanol, BBM diharapkan menghasilkan pembakaran lebih bersih dan emisi gas buang yang lebih rendah.

Alasan Shell Terapkan Etanol

  1. Kurangi Emisi Karbon
    Etanol dianggap sebagai biofuel rendah emisi, membantu target net zero.
  2. Dukung Energi Terbarukan
    Etanol berasal dari sumber pertanian terbarukan.
  3. Dorong Inovasi Otomotif
    Kendaraan generasi baru kini dirancang kompatibel dengan BBM berbasis etanol.
  4. Regulasi Pemerintah
    Banyak negara mulai mendorong standar BBM hijau.

Dampak Positif bagi Lingkungan

  • Mengurangi CO2 hingga 20–30% dibanding BBM murni.
  • Mengurangi ketergantungan pada minyak fosil.
  • Mendukung pertanian berkelanjutan sebagai sumber bahan baku etanol.

Dampak bagi Konsumen

  • Harga BBM: bisa lebih kompetitif karena etanol bersumber dari lokal.
  • Performa Kendaraan: relatif sama, meski konsumsi bahan bakar sedikit lebih tinggi karena etanol memiliki energi lebih rendah dari bensin.
  • Umur Mesin: aman jika sesuai rekomendasi pabrikan, terutama pada kadar etanol 5–10%.
Baca Juga :  Peran UMKM di Era Digital 2025 | Inovasi, Teknologi, dan Peluang Bisnis

Tantangan Penerapan Etanol

  1. Ketersediaan Infrastruktur – SPBU harus menyesuaikan standar penyimpanan & distribusi.
  2. Kompatibilitas Kendaraan Lama – mobil keluaran lama mungkin belum mendukung etanol tinggi.
  3. Harga Bahan Baku Pertanian – fluktuasi hasil panen bisa memengaruhi produksi etanol.

Perbandingan dengan Negara Lain

  • Brasil: sudah menggunakan etanol (E20–E85) sejak puluhan tahun.
  • AS: E10 jadi standar nasional untuk kendaraan.
  • Eropa: mendorong biofuel dengan target karbon rendah.

Langkah Shell membawa Indonesia dan negara Asia lainnya ke arah kebijakan energi hijau global.

Masa Depan Etanol di Indonesia

Pemerintah menargetkan transisi energi bersih melalui bauran energi terbarukan. Dengan Shell sebagai pelopor, etanol berpotensi menjadi standar baru BBM dalam dekade mendatang.

Baca Juga :  Viral ‘Aura Farming’ di Pacu Jalur: Budaya Lokal yang Mendunia di Era Media Sosial

Penerapan etanol dalam BBM oleh Shell adalah langkah besar menuju bahan bakar ramah lingkungan. Inovasi ini bukan hanya mengurangi emisi, tetapi juga membuka jalan bagi masa depan energi hijau, pertanian berkelanjutan, dan transportasi lebih bersih.

Kendati masih ada tantangan, Shell telah menunjukkan komitmen bahwa industri energi global siap beradaptasi dengan perubahan zaman. (DITLIE/ADMIN)

Check Also

Inspirasi lifestyle 2025 tips hidup sehat produktif dan stylish

Inspirasi Lifestyle 2025: Tips Hidup Sehat, Produktif, dan Tetap Stylish

Inspirasi Lifestyle 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *