Koding & AI Jadi Mapel Pilihan Mulai 2025/2026

Koding dan AI Resmi Jadi Mata Pelajaran Pilihan di Sekolah Mulai Tahun Ajaran 2025/2026

pembelajaran python di laboratorium komputer

Ditlie.com – Perubahan teknologi dalam satu dekade terakhir begitu cepat. Mulai dari hadirnya internet of things (IoT), AI generatif, hingga otomatisasi industri, semuanya mengubah cara manusia bekerja dan belajar.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menilai bahwa literasi digital sudah tidak cukup.
Peserta didik perlu mampu menciptakan teknologi, bukan sekadar menggunakannya.

Menurut Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, langkah ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk memastikan siswa Indonesia tidak tertinggal dari negara lain.

“Koding dan AI bukan lagi masa depan, tapi masa kini. Anak-anak kita harus siap bersaing di dunia yang dikuasai teknologi,” ujar Nadiem dalam konferensi pers, Kamis (17/10/2025).

Bagaimana Implementasinya di Sekolah

Kementerian memastikan bahwa pelajaran Koding & AI tidak akan menggantikan pelajaran yang sudah ada, melainkan menjadi mata pelajaran pilihan (elective), seperti halnya seni, olahraga, atau bahasa asing.

Berikut poin-poin utama implementasinya:

1. Dimulai dari Sekolah Penggerak

Pada tahap awal, program ini akan diterapkan di 1.000 sekolah penggerak di seluruh Indonesia.
Sekolah ini akan mendapatkan pelatihan guru, perangkat digital, dan modul pembelajaran AI dasar.

2. Guru Akan Dilatih Khusus

Kemendikbudristek menggandeng berbagai mitra, termasuk perusahaan teknologi global seperti Google, Microsoft, dan OpenAI, untuk melatih guru di bidang:

  • Logika dasar pemrograman
  • Penggunaan AI dalam pembelajaran
  • Etika dan keamanan digital

3. Kurikulum Modular & Fleksibel

Siswa dapat memilih jalur pembelajaran:

  • Pemrograman dasar (Python, JavaScript)
  • AI & Machine Learning dasar
  • Aplikasi AI di dunia nyata

Kurikulum ini akan menekankan pada pemecahan masalah, bukan sekadar teori.

Baca Juga :  Kesehatan Mental di Era Modern 2025: Tantangan & Solusi

Mengapa Koding dan AI Penting Diajarkan Sejak Dini

Teknologi kini telah menjadi bahasa universal. Seseorang yang memahami koding memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, dan kreatif, yang bisa diterapkan di hampir semua bidang.

Beberapa alasan mengapa langkah ini dinilai penting:

1. Membuka Peluang Karier Baru

Profesi berbasis teknologi seperti data scientist, software engineer, dan AI specialist kini menjadi pekerjaan paling dibutuhkan di dunia.
Dengan mempelajari dasar AI sejak sekolah, siswa bisa mempersiapkan diri lebih awal.

2. Melatih Pola Pikir Komputasional

Belajar koding tidak hanya tentang menulis baris kode, tapi juga tentang berpikir sistematis dan menyelesaikan masalah dengan logika.

3. Meningkatkan Daya Saing Bangsa

Negara seperti India, Korea Selatan, dan Singapura telah memasukkan coding ke kurikulum sejak 2016.
Langkah Indonesia ini menjadi sinyal kuat bahwa pendidikan nasional mulai mengarah ke revolusi digital.

Respon Masyarakat dan Dunia Pendidikan

Kebijakan ini disambut positif oleh berbagai kalangan, terutama dari sektor pendidikan dan teknologi.
Namun, ada pula tantangan yang perlu diperhatikan, seperti kesiapan infrastruktur dan kompetensi guru.

Guru: Antusias tapi Butuh Dukungan

Beberapa guru menyambut baik kebijakan ini, namun mengaku masih butuh pelatihan tambahan.
Menurut Siti Maesaroh, guru SMAN 2 Bandung:

“Kami senang akhirnya Indonesia mulai serius dengan pendidikan teknologi. Tapi harus ada bimbingan yang cukup, jangan hanya teori di atas kertas.”

Orang Tua: Antara Bangga dan Bingung

Sebagian orang tua mendukung ide ini karena anak-anak mereka sudah akrab dengan gadget.
Namun, ada juga yang khawatir mata pelajaran ini akan terlalu sulit bagi siswa non-teknis.

Baca Juga :  Pendidikan Gizi dan Masalah Makanan Bergizi di Indonesia: Tantangan dan Solusi

Kolaborasi Industri dan Pemerintah

Pemerintah tidak berjalan sendiri.
Beberapa perusahaan besar telah menyatakan komitmennya untuk ikut mendukung pelaksanaan program ini.

Google Indonesia

Meluncurkan program “AI for Students”, yang menyediakan kursus online gratis dan sertifikasi internasional bagi pelajar SMA.

Microsoft & Telkom Indonesia

Berkolaborasi dalam pengadaan lab digital sekolah dan pelatihan guru di bidang machine learning.

OpenAI

Memberikan lisensi pembelajaran AI dasar untuk sekolah yang tergabung dalam program pilot.

Kerja sama ini diharapkan menjembatani kebutuhan akademik dan dunia industri, agar lulusan sekolah siap menghadapi dunia kerja nyata.

Perubahan Kurikulum Merdeka: Babak Baru

Kurikulum Merdeka yang sebelumnya menekankan fleksibilitas dan project-based learning kini diperluas dengan integrasi teknologi dan inovasi digital.

Modul koding dan AI akan diintegrasikan ke dalam:

  • Mata pelajaran Informatika (SMP/SMA)
  • Proyek Profil Pelajar Pancasila
  • Ekstrakurikuler Teknologi dan Robotika

Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar teori, tapi juga menerapkan langsung konsep AI di proyek nyata seperti robot mini, aplikasi sederhana, atau game edukatif.

Tantangan yang Harus Diantisipasi

Meskipun kebijakan ini visioner, pelaksanaannya tidak akan mudah.
Beberapa tantangan utama antara lain:

1. Keterbatasan Infrastruktur

Masih banyak sekolah di daerah yang belum memiliki komputer atau akses internet stabil.

2. Kurangnya SDM Ahli

Jumlah guru yang memahami koding dan AI masih sangat terbatas.

3. Kesenjangan Digital

Ada risiko kesenjangan antara sekolah kota dan desa semakin lebar jika tidak ditangani dengan serius.

Untuk mengatasinya, Kemendikbudristek menggagas program “Satu Sekolah, Satu Server” dan “Digitalisasi Sekolah 2026”, agar seluruh sekolah mendapat fasilitas memadai.

Baca Juga :  Potensi Ekspansi Rusia Setelah Konflik Ukraina: Ancaman Baru Bagi NATO

Dampak Jangka Panjang bagi Generasi Muda

Jika diterapkan secara konsisten, kebijakan ini akan membawa dampak besar bagi generasi muda Indonesia.

1. Meningkatkan Literasi Digital Nasional

Siswa akan lebih kritis terhadap teknologi, memahami cara kerja AI, serta mampu menilai risiko dan manfaatnya.

2. Melahirkan Talenta Digital Baru

Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital hingga 2030. Dengan langkah ini, suplai SDM bisa mulai dipersiapkan sejak bangku sekolah.

3. Memperkuat Ekonomi Digital

Lulusan yang melek AI dan coding akan menjadi motor penggerak ekonomi baru — dari startup lokal hingga inovasi teknologi nasional.

Kapan Siswa Bisa Mulai Belajar AI dan Koding?

Menurut jadwal Kemendikbudristek:

  • Semester Ganjil 2025/2026: Tahap pilot di sekolah penggerak.
  • 2026/2027: Diperluas ke seluruh SMA/SMK.
  • 2027 ke atas: Integrasi di jenjang SMP dan madrasah.

Artinya, siswa generasi Z berikutnya akan menjadi angkatan pertama yang belajar AI di sekolah — sesuatu yang dulu hanya bisa dipelajari di kampus atau kursus profesional.

Kesimpulan: Menuju Generasi Digital yang Siap Bersaing

Kebijakan menjadikan koding dan AI sebagai mata pelajaran pilihan adalah tonggak penting bagi pendidikan Indonesia.
Ini bukan sekadar pembaruan kurikulum, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan bangsa.

Dengan dukungan guru, orang tua, dan industri teknologi, generasi muda Indonesia berpotensi menjadi pionir inovasi digital di Asia Tenggara.
Tantangan memang banyak, tetapi peluang yang terbuka jauh lebih besar. (DITLIE/ADMIN)

“Pendidikan bukan hanya soal hafalan, tapi kemampuan beradaptasi. Koding dan AI adalah bahasa masa depan, dan kita harus mulai hari ini,” — Nadiem Makarim.

Check Also

artisan crafting in warm workshop

UMKM Artisan 2025: Inovasi, Kreativitas, dan Strategi Menembus Pasar Nasional

UMKM Artisan 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *